Wednesday, October 31, 2018

Cerita Sex Terbaru Ngentot Sampai Pagi Segai Hukuman Buat Istri

Hampir 2 tahun sudah aku menikahi Vani, istriku yang cantik jelita. Waktu kuliah dulu kami sudah pacaran. Vani adalah bunga kampus yang diperebutkan banyak lelaki. Aku beruntung bisa mendapatkannya dan menikahinya kini. Rambut sepundak, kulit putih dan ukuran bra 36B cukuplah membuatku ereksi tiap kali melihatnya hingga kini.

Tapi 2 bulan terakhir perasaanku terganggu. Vani mulai sering pulang lebih malam dari biasanya dan hampir tiap minggu ia alasan ke luar kota. Di rumah ia lebih sibuk dengan BBnya daripada ngobrol denganku suaminya.


cerita hot istri yang selingkuh

Suatu ketika ia sedang bekerja dengan laptopnya di rumah. Saat ia sedang ke kamar kecil, aku mencuri kesempatan. aku buka file komputernya. Ternyata Vani sedang chatting dengan seorang pria dan obrolannya sangat mesra. Aku membacanya terburu-buru, perasaanku tak karuan. Dan menjadi semakin prah ketika aku membaca obrolannya seperti ini: “thanx ya cantik, kemarin di Bandung enak banget deh. Jadi pingin cek in lagi sama kamu”.

Ah gila ternyata Vani selingkuh! Aku berusaha menahan diri dan bersikap seolah tak tahu apa-apa sambil berpikir apa yang harus kulakukan. Esoknya tiba-tiba terbesit sebuah rencana gila. Aku tak ingin terjadi pertengkaran apalagi melabrak laki-laki itu. Tak ada gunanya! Aku cuma ingin beri pelajaran buat istriku.

Aku segera mengontak beberapa kawan-kawan lamaku dulu. Joko, Doni, Robi, Boncel. Kami dulu doyan sekali pesta seks semasa kuliah. Dan kini aku akan kontak mereka lagi untuk rencanaku memberi pelajaran buat istriku yang selingkuh. Sebuah rencana untuk memperkosa istriku bergiliran!

Rencananya: aku akan ngajak istriku Vani untuk cek in di sebuah hotel. lalu aku akan berpura-pura keluar untuk beli rokok. 15 menit kemudian kawan-kawanku akan masuk kamarku dan kemudian segera menggarap istirku.

Seusai rencana, pada hari Sabtu aku berhasil ngajak Vani cek in sebuah hotel di Jakarta Utara. “Sekali-kali bulan madu lagi dong sayang” kataku genit. Vani rupanya menyambut gembira ide ini. aku cek in sekitar jam 14.00 dan bermesraan sebentar dengannya.

1 jam kemudian rencana mulai dijalankan. Joko dan lainnya sudah menunggu di lobby. Aku ijin untuk keluar beli rokok. Kebetulan di hotel ini pintu kamarnya tak dilengkapi dengan ubang pengintip. Jadi kalao ada tamu yang ketok pintu, Vani tak bisa melihat siapa di luar.

Aku keluar dengan alasan beli rokok. Sedangkan Vani aku suruh untuk berpakaian seksi. “kamu jangan pake baju ya sayang. Pake BH dan CD aja ato pake lingerie tapi jangan pake daleman. Biar seksi. Ntar papah balik kita langsung main” pintaku. Vani tersenyum genit seraya setuju dengan usulku.

Aku turun ke lobby dan melakukan brifing terakhir dengan Joko, Doni, Roby dan Boncel. Mereka sudah menyiapkan sebuah lap dan obat bius. Rencananya nanti mereka akan mengetok pintu kamarku. Vani pasti mengira itu aku. Ia sudah kusuruh mengenakan baju seksi. Dan saat buka pintu, Joko cs akan langsung menyrebu masuk dan membekap Vani dengan obat bius kemudian menggarapnya.

Tok tok tok… pintu diketuk dan tak lama kemudian dibuka pelan. Vani agak ngumpet di balik pintu karena ia cuma memakai tanktop dan CD. Boncel langsung nerobos masuk dan secepat kilat membungkam Vani dengan obat biusnya. Belum sempat istriku teriak, ia sudah keburu teler.

Ke 4 pria itu segera menjalankan tugasnya. Mereka membawa Vani duduk di kursi dan mengikat kedua tangannya setelah sebelumnya melepas tanktopnya. Setelah itu Joko memberikan obat penawar bius yang diolesi di depan hidung Vani. Sekejap Vani terbangun dan kaget menyadari dirinya sedang terikat tanpa baju dikelilingi 4 bertopeng.

Sebelum sempat teriak, Boncel sudah mengeluarkan pisau duluan dan mengancam istriku, “heh kamu jangan teriak, ato kami akan bunuh kamu sekarang juga. Jadi jangan macam2” bentaknya. Vani yang ketakutan setengah mati langsung menurut. “Pokoknya lo nikmatin aja, layanin kita2 sampe puas dan jangan teriak ato lapor siapa2, kecuali lu mau mati sekarang” timpal Doni. Joko kemudian menutup mata Vani dengan kain. Istriku kini dalam kondisi duduk terikat tangannya dan matanya ditutup.

Kini giliranku masuk kamar. Ah gila! Istriku hanya memakai CD yang sudah turun sedengkul dan tanpa BH. Rancana tahap awal berhasil! Matanya tertutup rapat dan ia tampak ketakutan. Ini sebuah pemandangan yang menggairahkan. Ke 4 kawanku sekarang sudah mulai buka celana dan terlihat kontol2 mereka sudah mulai mengacung keras. Ah permainan segera dimulai!

Joko, Doni, Roby, Boncel mengelilinginya. “heh dengerin ya manis, kalo kamu diem dan nurut kita juga nggak akan nyakitin kamu. Jadi kamu turutin aja apa yang kita mau” ancam Boncel yang memang kutunjuk jadi ketua geng perkosaan ini. Vani didudukan di kursi yang menghadap ke kasur. Joko memulai aksinya dengan meremas-remas dada Vani dari belakang sambil menciumi pipinya. Aku dengan leluasa merekam dan memotret semua adegan ini.

“oooohhh..jangaaan, ampuuuuun” Vani memelas. Tapi sesuai arahan dariku, Boncel mulai membentak “heh lo mau mati disini? Ni golok udah tinggal sabet aja ke leher lo.. udah lu diem aja!” bentaknya. Vani kemudian terdiam. Joko melanjutkan aksinya menggerayangi tubuh istriku. Tiba-tiba Joko menarik CD Vani dengan kencang. Vani kini bugil sepenuhnya sambil duduk terikat tak berdaya.

Aku tahu Vani mulai sangat ketakutan. Tapi justru itu yang membuatku makin terangsang. Aku ingin lihat ia disiksa secara seksual, bergiliran hingga lemas. Aku ingin lihat ia disetubuhi tanpa henti semalaman, diikat tangannya, kakinya, disodok memeknya dengan banyak pen|s dan dilumuri wajah dan tubuhnya dengan sperma. Aku ingin lihat Vani dientot bergilir.

Doni kini membuka celananya dan terlihat kontolnya yang sudah ngaceng dengan urat-urat di sekelilingnya. Ia berdiri di depan Vani. “ayo manis, isep nih” katanya sambil menjambak rambut Vani dan menekan kepalanya ke pen|s yang sudah keras itu.

“mmmmmmmmppfffffff….” Karna takut, Vani hanya menurut saja dan kini ia sedang menyepong jalantol Doni. Aku memotret adegan itu dengan kontolku yang ngaceng juga. Doni menjambak dan menahan kepala istriku sambil menyodok-nyodok mulut Vani dengan kontolnya. Aahhh…nafsuin sekali!

5 menit kemudian Doni membenamkan kepala Vani ke kontolnya dan crrooot..crooott.. Doni menyemburkan spermanya ke mulut istriku. Vani terbatuk batuk dengan mulut belepotan peju. Aku merekamnya dengan video di hapeku. Kemudian Joko, Roby dan Boncel juga melakukan hal yang sama. Mereka menggilir mulut Vani dan memuntahkan peju di mulutnya.

Lebih 30 menti istriku disuruh giliran mengoral 4 pria itu dan kini mereka melepaskan tali ikatannya. Aku kembali ngumpet di kamar mandi karena mereka akan membuka tutup mata Vani. Ke 4 pria itu kini kembali memakai masker di wajah agar tak dikenali.

Mereka menarik Vani ke ranjang dan menelentangkan tubuhnya yang telanjang bulat. Joko kembali mengikat tangan Vani ke dua ujung ranjang dan kakinya. Vani kini terlentang terikat membentuk huruf X. joko sengaja menarik kencang ikatannya agar Vani tak bisa berkutik. Ke 4 pria itu mulai menegrubuti istriku.

Boncel mulai menciumi wajah Vani sementara tangannya memilin puting susunya. Sementara Roby dan Doni menciumi dan menjilati paha Vani sambil mengelus2 paha dan betisnya. Doni menciumi perut Vani sambil jemarinya menyusup ke bibir vag|na dan memainkan klitoris istriku. Vani kini terlihat meronta-ronta tapi tak bisa berkutik karena terikat. Sesekali ia teriak, entah menahan sakit atau menahan nikmat. Yang jelas ia kini sedang dekurubuti oleh 4 pria haus seks.

“toloooong..jangan perkosa saya” Vani berkali-kali memohon. Tapi keempat pria itu semakin brutal memainkan tubuh istriku. Doni kini bahkan sedang membuka lebar memek istriku. “wah memek lu lebar banget..lu sering dientot ya?” kata Doni sambil tertawa.

Boncel asik meremas dan menggigit puting susu Vani dengan ganas. “toket lu mantep banget nih, kalo diestrum pasti bakal asik” katanya.
Hampir 15 menit adegan itu berlangsung, Joko kini mengambil posisi di depan istriku. “ayo manis kita ngentot sekarang,” katanya. Joko memasukkan kontolnya ke liang vag|na istriku. “aaahhhhhhhhhhhh… sakiiiiiiit…..” rintih Vani. Tapi Joko tak peduli. Rintihan itu justru menambah nafsunya. Pantatnya mulai digenjot, kontolnya mulai memompa memek istriku. Makin lama makin cepat. Aku melihat Vani hanya bisa meringis dan kadang membuka mulutnya dan kemudian dikulum oleh mulut Joko. Setelah dientot hampir 30 menit, akhirnya Joko memuntahkan spermanya di atas perut istriku.

Ke 3 pria lain segera memperlakukan hal yang sama pada Vani. Ia digilir habis2an dan disemprot sperma. Doni menyemprotkan spermanya di wajah istriku dan setelah itu menyuruh istriku untuk membersihkan kontolnya dengan mulutnya.

“ayo isep ni sampe bersih” kata Doni.

Vani kini dilepas ikatannya dan disuruh berlutut di lantai depan kasur dalam keadaan bugil dan lemas. Aku mengikuti adegan ini dengan mengintip melalui pintu kamar mandi yang kubuka sedikit. Kuatir kalau-kalau tutup matanya terlepas. Vani masih lemas tapi Doni dan Roby menyeretnya. Adegan itu membuatku makin terangsang. Istriku yang bugil tak berdaya diseret-seret di lantai. Kebetulan kamar hotel cukup luas karena aku memesan kamar suite. Ia kemudian disuruh nungging. Aku bisa melihat Vani mulai panik wajahnya.

“nah kita mau rasain nikmatnya pantat lo” kata Joko

2 tahun kami menikah Vani memang tak mau melakukan anal. Kali ini aku akan menyaksikan bagaimana penis2 kawanku ini menjebol anus istriku satu persatu dan tentunya aku juga mendapat giliran.

“buka pantat lo cepetaaan” bentak Roby. Vani kemudian memegang kedua belah pantatnya sambil menariknya hingga lubang anusnya kini makin jelas terlihat. 4 lelaki itu kemudian tertawa keras. Aku bisa melihat Vani mulai ketakutan tapi aku semakin terangsang jadinya. Lalu Boncel membalurkan V Gel di dubur istriku, cukup banyak tampaknya. Mungkin karena kontol2 besar mereka akan menembus anus istriku jadi dibutuhkan banyak pelumas.

Joko kemudian meraih kedua tangan Vani dan mengikatnya seperti seekor bebek. “Nikmatin aja ya sayaang.. kita mau ngerasain pantat seksi lo!” kata Joko. Vani semakin ketakutan dan lemas. Tak apalah! Aku ngaceng abis melihatnya.

Dimulai dengan Roby, pemuda Flores yang kekar dan punya pen|s paling besar ini mulai menggesek2an kontolnya pada lubang anus istriku. Dan pelan2 jalantol gede itu mulai menerobos anus Vani. Terdengarlah teriakan panjang yang sangat seksi. Wajah Vani menahan sakit luar biasa, mulutnya menganga dengan wajahnya ke atas. Ia menahan sakit dan sekaligus nikmat.

Roby terus menggenjot kontolnya di anus Vani sambil meremas toketnya dari belakang. Doni yang tak tahan lagi, mengambil posisi di depan istriku dan menjambak rambutnya. “isep ni jalantol sampe keluar ya” bentak Doni. Dan setelah Roby ngecrot, Doni mengambil posisi nyodok anus Vani, Joko kini yang giliran minta disepong. Begitu seterusnya bergiliran hingga istriku nyaris pingsan.

Doni kemudian melepas ikatan tangannya. Ia dibiarkan terbaring di lantai dengan peju yang belepotan di pantat dan mulutnya. Aku semakin ngaceng melihat adegan ini sambel merekamnya dengan video.

“sekarang lu gua kasih pilihan. Kalo elu lapor polisi, kita udah tau alamat lu dan kita siap culik elu kapan aja. dan elu pasti bakal malu kan kalo ketauan dapet aib kayak gini? Udahlah mending lu diem aja, anggep aja ini semua nggak terjadi dan kita nggak bakal ganggu lo lagi. Gimana?” kata Boncel.

Vani hanya diam saja tak berdaya. “ampuuuunn..” katanya lirih. Joko kemudian memerintahkan untuk membawa Vani ke kamar mandi. “ayo sekarang lu mandi dulu” kata Joko. Istriku diseret ke kamar mandi dan dimandikan oleh Doni, Joko dan Robi. Sementara aku dan Boncel menyiapkan siksaan berikutnya: sebuah alat setrum.

Cukup lama mereka memandikan Vani. Ternyata Vani sedang diikat tangannya ke atas shower sambil tubuhnya dilumuri sabun dan dikobel memeknya. “ayo manis sini dimandiin juga dalemnya” kata Joko sambil mengorek vag|na istriku.

Selsai dimandikan, mata Vani kembali ditutup dan diseret ke kasur. Boncel kembali mengikat tangan dan kaki Vani membentuk huruf X. namun kali ini kaki Vani dibuka lebih lebar. Bahkan memeknya kini terlihat lebih menganga lebar. Doni kemudian mengambil kabel2 dengan jepitan di ujungnya. Ia kemudian menjepit puting susu Vani dan sebagian lagi dijepitkan di bagian klitoris.

“nah sekarang kita main main dikit, nggak sakit kok manis” kata Joko.
“tadi enak nggak dientot rame-rame?” tanya Boncel. Vani hanya diam saja tak menjawab. Dan kemudian bbzzzzzzzzzzztttt… aliran listrik mengalir ke sekujur pentil dan klitorisnya.

“aaaaaaaawwwwwhhhh…” Vani teriak sambil meringis dan menaikkan pantatnya. Toket dan memeknya disterum!
“jawab.. enak nggak tadi dientot?” bentak Boncel.
“mmmm….iyaaaa…enaak” jawab Vani lirih dan disambut tawa kami.
“ngemut jalantol gue enak nggak?” timpal Doni dan Vani hanya bisa menjawab pelan “iyaaa…enak bang” dan kemudian aliran listrik kembali menyengatnya.

Siksaan ini terus berlangsung hingga Vani akhirnya lemas dan nyaris pingsan. Tapi aku belum puas. Sebagai penutup, aku menyuruh mereka untuk kembali memperkosa Vani bergiliran.

Pukul 23.00, semuanya selesai dan kami meninggalkan kamar. Aku juga ikut keluar dan 15 menit kemudian aku masuk kembali dengan scenario cerita yang sudah kami rancang. Pintu kamar kuketuk dan agak lama baru dibuka. Kulihat Vani dengan wajah kucel, matanya sembab. Aku pura2 bertanya, “ada apa sayang? Kamu nangis ya? Maaf papah lama beli rokoknya. Tadi papah dicopet tapi copetnya ketangkep trus papah harus ke polisi buat laporan. Hape papah lobat jadi nggak bisa telpon”. Vani diam saja dan hanya menjawab “aku..tiba2 nggak enak badan. Aku istriahat aja ya malem ini?”

Akupun mengiyakan dan berlagak bodoh…sambil tersenyum kecil. itu hukuman kecil karna kamu selingkuh di belakangku.

TAMAT



Cerita Sex Terbaru Pengalama Sex Saat Besama Geng Toni Bagian 1


Cerita Sex Terbaru   Pengalama Sex Saat Besama Geng Toni Bagian 1

Keramaian pasar di kota kecil hari itu terlihat sangat biasa. Para pedagang sayur-mayur dan buah-buahan tampak menjajakan dagangannya seperti biasa. Tidak luput penjual daging yang menggantungkan daging sapi dan kambing yang memerah segar seperti hendak memaksa para pembeli untuk segera membeli walaupun harganya saat ini sudah melangit.

Angkot tampak berbaris menunggu penumpang, dan timer berteriak-teriak mencari penumpang, sehingga turut meramaikan suara-suara bising di sekitar pasar. di seberang pasar deretan ruko toko obat, kelontong dan alat elektronik berjajar dan tidak pernah sepi pembeli walaupun di kota kecil di daerah jawa tengah, seakan perekonomian begitu hidup dan makmur.

Tiga sekawan, Joni dan anak buahnya Ipul alias Gondrong, serta Edi alias Gentong berjalan di antara barisan angkot. Si Edi sesekali memukul body angkot, iseng. Joni terkenal sebagai ketua ormas yang menguasai seluruh urusan keamanan di kota kecil itu. Sudah turun temurun keluarga Joni dikenal sebagai pendekar yang tidak terkalahkan. Bahkan sempat pernah ia ditantang pendekar silat dari berbagai kota, dan hasilnya sebagian pendekar itu pulang dalam peti mayat dan sisanya menjadi pengemudi kursi roda.

Rambut cepak berkulit sawo matang cenderung coklat tua, wajahnya di hiasi oleh kumis dan janggut tipis, matanya tajam menyiratkan wibawa, serta selalu menyelipkan keris di punggungnya. Baju jarik dan celana jeans dipadu dengan kaos putih seakan Joni tidak pernah berganti pakaian, namun sesungguhnya Joni memiliki beberapa pakaian yang sama,sebagai identitas dirinya.

Beda dengan si Ipul alias Gondrong. Di balik rambut gondrongnya yang berombak dengan panjang sebahu yang selalu dibiarkan tergerai, serta kumis dan brewok. Tatapan matanya tidak setajam Joni, dan bibirnya selalu menyunggingkan senyum ramah terutama kepada wanita yang berpapasan dengannya.

Beda dengan Edi alias Gentong. Rambutnya lurus dan tertata rapi, serta kaos ketat yang entah kenapa selalu menjadi ciri khasnya sehingga membuat perut gendutnya terlihat semakin membundar. Kumis ala kaisar Ming menghiasi wajah lucunya yang terlihat menggemaskan walaupun tingkah polahnya dibuat-buat supaya orang takut kepadanya.

Mereka bertiga sudah 35 tahun berteman, bahkan bisa dibilang sudah seperti saudara kandung. Jadi tiga sekawan inilah yang saat ini menjadi kepala keamanan di kota kecil itu. Polisi bahkan TNI pun segan kepada mereka, karena keluarga Joni sudah beranak-pinak dan menjadi jawara di kota itu sejak jaman penjajahan Belanda. Maka tidak heran kalau kasus pembunuhan bahkan perkosaan yang melibatkan geng Joni, tidak pernah ditindak-lanjuti oleh kepolisian.

Warga kota dan desa sekitarnya sepertinya aman dikelola oleh ormas pimpinan Joni. Selama taat bayar “pajak preman” ,maka tidak akan terjadi apa-apa. Kalaupun telat bayar bisa berhutang dengan menggadaikan surat kendaraan, toko, atau sawah. Dibalik penampilannya sebenarnya Joni pun kadang tidak tega dengan orang-orang yang sedang mengalami kesusahan, oleh karena itu ia menekankan kepada anggota ormas agar tidak terlalu memaksa, apalagi kepada pedagang kecil yang hanya berjualan sayur atau buah.

Mereka bertiga masuk ke toko obat milik Pak Wong. Pak Wong adalah keturunan Cina yang sudah sejak muda berjualan obat di pasar itu. Pak Wong sudah tujuh bulan tidak bayar iuran keamanan rutin, karena istrinya sakit keras dan membutuhkan biaya pengobatan. Pak Wong langsung bangkit dari kursi kayunya, ketika tiga sekawan itu menghampiri tokonya.

“Gimana, Koh?” sapa Joni tanpa basa-basi.
“Aduh, Mas Joni, maaf.” Pak Wong tampak memelas.
“Maaf, melulu kapan mau bayar? Mau aku obrak-abrik ini toko.” Gentong langsung nyerocos dengan lagak sengaknya.

“Begini, saya cuma bisa bayar tunggakan untuk 1 setengah bulan saja. Kemarin, Saya baru gadai surat toko saya.” Pak Wong berkata sambil mengeluarkan amplop putih.

“Dasar Cina pelit! Baru katanya baru gadai toko.” Gentong nyerocos lagi dengan kasar.

Joni memberi tanda agar si gentong diam. Gentong pun langsung beringsut mundur. Sebenarnya si Gentong ini penakut hanya lagaknya saja belagu.

“Istri saya baru operasi lusa lalu. Syukurlah, kondisinya sudah mulai membaik. Boleh ya, Mas Joni?” kata Wong sambil membetulkan letak kacamatanya karena gugup.

“Kapan sisanya?” kata Joni sambil mengambil amplop ditangan Pak Wong.

“Kalau istri saya sudah membaik dan boleh pulang, semoga bulan depan bisa saya lunasi tunggakan. Janji deh. Saya juga sudah berusaha pinjam dari kakak saya di Jakarta.” Kata Pak Wong dengan nada memelas.

Si Gondrong mencolek Joni sambil mengarahkan matanya kepada Meylan anak Pak Wong yang sedari tadi sibuk mencatat stock obat di rak.


cerita hot pemerkosaan

Meylan berkulit putih dengan rambut panjang sepinggang. Dari balik tshirt orange nya tampak gundukan payudara yang terlihat menantang, apalagi dari tempat Gondrong berdiri dapat dengan jelas melihat belahan buah dada ranum, tidak besar tapi kencang. Celana ketatnya membuat lelaki manapun pasti memuji keindahan lekuk tubuh Meylan yang saat itu berusia 22 tahun.

“Ya udah, urus deh!” kata Joni kepada Gondrong. “Tempat biasa.”

Tanpa basa-basi si Joni berbalik meninggalkan toko sambil menarik si Gentong yang sedari tadi berdiri bertolak pinggang, seakan menakut-nakuti orang-orang yang lalu lalang di sekitar toko.

Gentong duduk bersandar sambil menikmati kepulan asap rokok kawungnya. Tempat ia bersandar adalah sebuah gang dengan terlihat pintu-pintu berjejer. Pintu-pintu itu adalah kamar-kamar kecil yang disewakan. Kalau malam tiba daerah belakang pasar itu menjadi tempat prostitusi pelacur kelas teri. Tidak hanya kamar namun terdapat bar-bar kecil yang menawarkan minuman keras. Geng Joni memiliki asset dari kamar-kamar yang disewakan, sehingga bebas bagi mereka menggunakan kamar-kamar itu.

Masih berpakaian lengkap, Meylan duduk sambil menangis sesengukan di pinggir ranjang. Si Gondrong berlutut didepan gadis itu, merayunya supaya tidak menangis. Memang biasanya kalau ada orang menunggak geng Joni minta bayaran hal lain, kalau tidak sanggup bayar dengan surat kendaraan atau rumah, biasanya dibayar dengan istri atau anak para penungggak.

Meylan teringat kata-kata ayahnya sewaktu si Gondrong mengajukan syarat. Ini semua demi ibunya dan kelangsungan hidup keluarganya. Meylan jelas-jelas menolak namun ayahnya memaksa dan memohon. Sebagai anak yang patuh pada orang tua, tidak tega melihat kondisi keluarganya. Ia pun juga harus menanggung malu apalagi sampai diketahui oleh keluarga Aliang, pacarnya. Maka sepanjang perjalanan bersama Gondrong ke belakang pasar tadi Meylan menahan tangisnya dengan menunduk menutupi wajahnya, supaya tidak menjadi pembicaraan orang-orang yang melihatnya berjalan dengan Gondrong. Walaupun ia yakin ada beberapa orang yang sudah tahu, Jika ada wanita yang ikut si Gondrong berarti si wanita akan segera “dipakai”. Hal yang menjadi rahasia dan rumor umum di kalangan penghuni pasar, namun mereka enggan membicarakan hal tersebut karena takut didengar geng Joni.

“Sudahlah, kamu nikmatin aja. Mas Joni baik kog. Toh ini demi keluarga kamu.” Si Gondrong merayu sambil memegang kedua paha bulat gadis itu.

Saat itu hanya mereka berdua saja didalam kamar. Joni entah sedang pergi kemana. Si Gentong di suruh tunggu diluar, karena si gendut cabul itu suka nyerocos sembarangan dan kasar, bisa tambah runyam nanti sebelum menikmati menu utama.

Sebenarnya si Gondrong ingin segera melibas gadis itu, merobek bajunya, menyodok dan menyemprotkan peju-nya berliter-liter di dalam memek perempuan itu. Tapi si Gondrong orang yang setia kawan, selain itu posisi Joni adalah atasannya. Selama tidak ada perintah, maka ia tidak akan bertindak. Biar Joni duluan yang harus menikmati hasil jarahan siang itu.

“Jangan nangis gitu dong.” Si Gondrong berusaha menyingkirkan kedua tangan Meylan yang menutupi wajah cantik gadis itu. “Jelek kamu kalau nangis.”

Pintu terbuka. Gondrong langsung menoleh, ketika Joni masuk. Wajah Joni tampak kesal. Gondrong tau, Joni pasti abis ribut sama orang lain yang juga menunggak iuran. Seingatnya, mereka punya tagihan kepada 3 orang lagi yang menunggak iuran.

“ASU itu si Joko. Besok kalo sampai nggak bayar tak pecahin kepalanya!” umpat Joni kesal.

Gondrong segera berdiri, dan menunjuk Meylan yang masih sesegukan “Nih, jaminannya.”

“Kamu diluar deh!” perintah Joni. “Si Gentong jagain tuh! Ntar ngintip lagi dia.”

Gondrong keluar kamar dan menutup pintu. Dilihatnya si Gentong yang duduk sambil menggoda cewek pelacur pasar yang lewat. Gondrong hafal betul pelacur-pelacur kelas teri di pasar, hampir semuanya pernah ia cicipi dan GRATIS dengan asuransi perlindungan dari geng Joni. Gondrong mencolek Gentong meminta rokok. Si Gentong memberikan tembakau yang dicampur ganja, beserta papier nya. Segera Gondrong melintingnya.

Terdengar teriakan bercampur tangisan histeris dari dalam kamar, tanda si Joni sudah beraksi menggarap Meylan. Perempuan yang berjalan lewat di depan Gondrong sampai terlonjak kaget mendengar teriakan itu, ia melihat kearah pintu tempat di mana mereka berdua duduk.

“Apa kamu liat-liat! Mau juga!” Si Gentong langsung membentak perempuan itu.

Perempuan itu langsung cepat-cepat melangkahkan kaki meninggalkan daerah itu. Tidak perlu tahu apa yang terjadi, karena di daerah itu hampir setiap hari ada perempuan baru yang diperkosa dan dijadikan pelacur. Teriakan dan raungan wanita diperkosa seakan menjadi suara wajib di lorong prostitusi itu.

**************

Joni hanya mengenakan celana dalam saja. Tubuh kekar berototnya menindih tubuh Meylan dari belakang, yang masih berpakaian lengkap. Meylan meronta, memukul, menendang, berteriak histeris. Namun Joni yang mahir memperkosa wanita seakan menikmati hal itu. Pukulan dan tendangan Meylan mampu diredamnya. Wanita itu menjerit-jerit histeris,berusaha bangkit. Joni memegang celana jeans ketat wanita itu dari belakang. Menikmati pinggang ramping Meylan. Sambil tangannya berusaha meraih kancing celana jeans perempuan itu. Ketika diraihnya kancing jeans Joni dengan cepat membukanya beserta ritsletingnya. Kemudian ia langsung mengambil posisi duduk disambil menarik celana itu. Terang saja Meylan langsung berbalik hendak menendang Joni. Tapi Joni sangat cepat. Ia menarik ujung celana Jeans sehingga melorot sampai ke lutut gadis itu. Meylan berusaha menahan celananya, terjadilah tarik menarik antara mereka. Joni melepaskan ujung celana jeans dan kemudian, menerkam, menindih perempuan itu. Tangan Joni dengan cepat menyusup di balik kaos merah Meylan menjalari perut putih mulus dengan cepat dan meremas payudara yang masih terbungkus bra. Meylan gelagapan lupa dengan celananya berusaha menyingkirkan tangan kiri Joni yang sudah berada di payudaranya tapi gagal karena tangan Joni berada di balik bajunya.

Meylan sudah tidak bisa menendang lagi karena kakinya terhalang celana panjangnya. Tangan kanan Joni sudah meraih selangkangan gadis itu yang masih terbalut celana dalam putih.

Meylan berusaha meronta tapi tangan lelaki di atasnya lebih kuat mencengkram dan meremas payudara dan selangkangannya. Nafas perempuan itu ngos-ngosan dan kehabisan tenaga sehingga serangan Meylan mengendur.

Sedangkan tangan kanan Joni sudah bermain di vagina yang masih terbalut celana dalam putih itu. Meylan menggelinjang kecil ketika kewanitaannya disentuh tangan Joni.

Melihat lawannya sudah terlihat pasrah tidak berdaya. Joni beringsut meneruskan menarik celana panjang Meylan yang masih tersangkut. Ketika celananya lepas, Meylan berbalik badan berusaha merangkak bangkit. Joni dengan cepat meraih mata kaki perempuan itu, ditariknya sehingga perempuan itu terjerembab tengkurap di ranjang. Joni meraih celana dalam putih dan di tariknya hingga terlepas melintasi paha putih mulus gadis itu. Meylan berusaha meraih celana dalamnya, ia tidak mau kehilangan keperawanannya. KREK! Joni menarik celana dalam tipis itu sampai robek. Kemudian ia menindih perempuan yang masih tengkurap itu.

Meylan megap-megap karena kehabisan nafas dan tenaga. Dibiarkannya tangan joni meremas-remas pantat mulusnya.

Joni langsung memelorotkan celana dalamnya, mengeluarkan penisnya yang sudah ngaceng. Ia langsung menggesek penisnya di belahan pantat Meylan.

Gadis itu kaget dengan benda bulat besar dan keras yang berada di belahan pantatnya. Ia pernah melihat dan mengocok penis Aliang pacarnya, dan ia tahu pasti yang berada di pantatnya sekarang adalah penis si Joni.

Joni membuka paha gadis itu dengan menggunakan kedua kakinya. Meylan sudah kehabisan tenaga, sehingga tidak mampu menolak lebih jauh.

Joni meletakkan kepala penisnya diujung pintu masuk vagina wanita itu.

“Jangan..jangan.” Meylan bersuara lemah dengan serak.

Bagi lelaki yang sudah pengalaman seperti Joni, tahu letak lubang vagina tanpa harus melihat. Joni memaksakan penisnya masuk ke dalam vagina sempit gadis tionghoa itu.

“Arggg….Sakiiittt…..aaaahh..” Meylan mengaduh.

Apa daya ia sudah kehabisan tenaga, Meylan merasakan penis bulat dan panas memasuki liang vaginanya.

Joni merasakan penisnya menembus selaput dara perempuan itu, dan terus merangsek masuk ke dalam vagina peret yang sangat sempit itu.

Meylan sudah pasrah ia sudah tidak sanggup berteriak ketika dirasanya penis itu merobek selaput daranya. Rasa perih tidak terperi dirasakannya, namun ia sudah tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah ketika benda bulat tumpul itu memenuhi seluruh liang vaginanya. Tangan kanan Meylan erat mencengkeram tiang ranjang karena merasakan sakit di selangkangannya. Joni mendesak penisnya dengan paksa agar masuk mentok ke ujung liang vagina.

“Auuughhh…”Meylan mengaduh.

Joni menghela nafas ketika penisnya sudah masuk mentok di ujung rahim Meylan. Joni memang sudah berpengalaman dalam hal memperawani perempuan. Setelah masuk ia mendiamkan dulu titit nya supaya Meylan tidak merasa terlalu sakit. Dibelai-belainya rambut hitam panjang perempuan itu yang terlihat acak-acakan. Mengelusi punggung mulus di balik kaos Meylan dan melepas tali bra, supaya nanti mudah untuk meremasi tetek perempuan ini. Halus sekali kulit perempuan ini, pikir Joni.

“ssst…aduh” Meylan mengaduh, ketika Joni mulai menggesek penisnya di memek Meylan. Rasa perih kembali dirasakan perempuan itu, tapi tidak seperih pertama kali ketika titit Joni merengut keperawanannya. Joni sangat gentle dalam memberi kenyamanan bercinta apalagi kepada wanita yang baru pertama kali berhubungan sex. Pelan dan teratur Joni menggesek penis nya di vagina sempit dan lembab. Rintihan Meylan didengarnya sebagai sebuah orkestra yang menjadi indicator goyangannya.

Meylan merasakan perih berangsur-angsur hilang, perlahan digantikan dengan rasa seperti kesemutan di seluruh tubuhnya. Rasa kesemutan mulai berubah menjadi rasa geli. Sementara Joni merasakan vagina si gadis mulai becek tanda sudah mulai hilang rasa kuatir si gadis. Joni mulai menaikkan kecepatan berlahan-lahan. Rintihan Meylan mulai berubah menjadi desahan. Legitnya vagina perempuan itu membuat Joni seakan tidak mau melepaskan tititnya dari dalam lubang kenikmatan sempit yang mulai becek itu.

“Ahhh….aahhh..eegggkk…” Meylan mendesah, ia merasakan tubuhnya seperti disengat listrik yang mengalir dari ujung kemaluannya sampai keubun-ubun. Tubuh Meylan kelojotan sebentar, kedua tangannya mencengkeram seprai, ia megap-megap dan kemudian melemas tanda orgasme pertamanya didapatkannya. Joni mendiamkan penisnya di dalam vagina meylan ketika dirasakan rasa hangat memenuhi liang vagina perempuan itu. Inilah yang enak bagi Joni, adalah ketika merasakan wanita orgasme pertama kali, penis nya terasa di sedot-sedot dan di urut-urut oleh liang yang masih sempit itu. Joni langsung memacu kontol nya, Meylan berteriak blingsatan lagi, karena rasa gatal menyelimuti kembali tubuhnya. Joni menyodok dalam-dalam penisnya sampai mentok.

“arrgghh..makan….biar bunting lo!” Joni mengerang ketika pejunya muncrat di dalam vagina Meylan.

Sementara Meylan merasakan dibagian perutnya rasa panas akibat semprotan peju Joni.

Joni langsung melemas. Ia mengelus-mengelus punggung yang masih tertutup kaos berwarna orange itu. Meylan masih tengkurap. Ia sudah pasrah, untung saja sebelum berangkat ayahnya menyuruh minum pil KB supaya nggak bunting.

Joni mengeluarkan penisnya yang sudah loyo itu dari vagina Meylan. Cairan putih bercampur darah perawan, ikut keluar dari dalam lubang vagina perempuan itu. Joni mengambil sobekan celana dalam Meylan yang teronggok di pinggir ranjang , kemudian mengelap penisnya yang penuh darah perawan perempuan itu.

“Ini sisa perawan kamu.” Joni menunjukkan kain yang merah karena bercak darah. “kamu simpan gih, sapa tau bisa buat jimat.” Joni melempar kain itu ke Meylan.

Perempuan itu berbalik duduk sambil menatap selangkangannya. Tidak henti-hentinya cairan lendir keluar dari dalam vaginanya. Banyak sekali peju yang di semprot Joni tadi rupanya.

Joni beringsut ke belakang Meylan. Ia meraih kaos orange yang masih dipakai gadis itu. Joni melepaskan kaos Meylan, tanpa penolakan dari perempuan itu. Kemudian ditariknya bra sehingga kini Meylan telanjang bulat. Buah dadanya putih bulat dengan putting coklat dan pentil yang masih kecil tampak menantang untuk di hisap. Joni kemudian meremas toket itu dari belakang, jari jemarinya mempermainkan putting susu Meylan.

Meylan sudah pasrah, ia menikmati permainan Joni. Joni membaringkan tubuh perempuan itu, kemudian menyerbu payudara yang masih kencang dan kenyal itu, di hisap dan di permainkan lidahnya di puting susu sehingga Meylan menggelinjang. Joni menjilati tubuh putih mulus milik gadis keturunan cina itu, sehingga makin menggelinjang.

Penis Joni ngaceng lagi. Dibukanya paha Meylan, dan ditindihnya putih mulus itu, kemudian dengan mudah Joni menyodok penisnya di vagina yang sudah becek oleh air maninya tadi.

Meylan pasrah ia melingkarkan kedua tangannya memeluk Joni, ketika Joni menggesek titit nya di liang vaginanya, dirasakannya rasa geli dan gatal kembali menguasai tubuhnya.

********************

“Tadi kamu ngintip ya?” Kata Joni. Ia keluar pintu kamar.

“Nggak aku dari tadi disini.” Gentong yang lagi duduk sambil melinting rokok berkata dengan nada gugup.

Joni sudah selesai menggagahi Meylan. Ia sudah berpakaian, sedangkan perempuan itu ditinggal masih dalam keadaan telanjang di dalam kamar.

Sebenarnya Gentong memang tadi ngintip, karena dilihatnya Joni sudah selesai, ia segera berpura-pura melinting rokok. Memang keahlian si Gentong untuk ngintip, entah Joni atau Gondrong dapet jarahan, ia selalu ngintip. Nggak pernah si Gentong dapet jatah duluan karena kalau nggak Joni atau Gondrong yang dapet duluan.

“Si Gondrong mana?” Joni melihat sekeliling.

Hari sudah mulai gelap. Lampu-lampu bar remang-remang mulai dinyalakan. Sebagian sudah mulai pasang musik dangdut. Semerbak wangi parfum murahan dari perek-perek kelas teri bergincu tebal membuai siapa pun yang melewati lorong maksiat itu. Dari dalam pintu-pintu rumah bordil yang berderet di sepanjang lorong itu, mereka keluar, siap untuk memangsa birahi para lelaki.

“Tadi ke situ.” Gentong menunjuk sebuah rumah bordil yang ada seorang pelacur gemuk berdiri di depannya. “Nggak tahan nungguin Boss. Paling maen sama si Inah langganan dia.” Gentong menyalakan rokoknya.

“Aku balik dulu, tuh kalo mau, mumpung masih telanjang.” Si Joni berjalan meninggalkan si Gentong.

Gak perlu dua kali disuruh, walau badan gemuk, kalau urusan ngewe si Gentong langsung sigap dan lincah. Dibuangnya rokok yang baru dinyalakannya.

Ia segera masuk ke dalam kamar. Dilihatnya Meylan masih tergeletak bugil. Lemas di atas ranjang. Dari bibir vaginanya yang ditumbuhi rimbunan jembut tampak sisa sperma Joni yang belum di bersihkan.

Gentong langsung telanjang kemudian naik ke ranjang dan meremas-remas buah dada putih Meylan. Meylan sendiri sudah pasrah. Di ronde dua tadi, entah berapa kali ia sudah dibuat orgasme oleh Joni sepanjang permainan. Otot-otot tubuhnya seperti berlolosan dan lemas.

Gentong menindih tubuh putih mulus itu.

“hegh…” Meylan merasakan tubuh gendut itu berat menindih badannya.

Gentong mengarahkan tititnya ke dalam vagina Meylan. Tititnya dengan lancar masuk ke dalam vagina yang becek oleh air mani Joni.

“Huff…” Meylan mendesah ketika penis si Gentong masuk.

Laki-laki gendut itu segera bergoyang. Bau keringat si Gentong membuat Meylan tidak tahan. Tapi apa daya ia sudah tidak bertenaga. Mungkin habis ini si Gondrong yang ambil bagian. Tiba-tiba dirasakannya cairan panas menyembur di dalam vaginanya. Rupanya si Gentong sudah keluar. Cepat sekali tidak seperti Joni tadi, pikir si Meylan.

Si Gentong mendengus-dengus ketika penisnya mengeluarkan cairan maninya di dalam vagina sempit dan becek itu. Tidak berapa lama, laki-laki gemuk itu mengeluarkan tititnya yang sudah loyo. Tambah becek memek Meylan yang sudah dipenuhi air mani laki-laki bangsat itu.

Gentong segera bergulir di samping Meylan. Ia bersiap untuk ronde kedua.

Tiba-tiba pintu terbuka. Si Gondrong masuk. Rupanya si Gentong lupa mengunci pintu saking semangatnya.

“Eh, dipanggil Kang Joni tuh.” Kata Gondrong.

“Lah katanya mau pulang tuh orang?” Sahut Gentong.

“kayak nggak tau aja. Sana! Ntar dia ngamuk repot.”

Dengan enggan Gentong bangkit, padahal belum puas, tapi ya udahlah, yang penting udah croot. Ia segera berganti pakaian dan berjalan keluar kamar.

Si Gondrong berdiri melihat tubuh telanjang Meylan. Ia berjalan menghampiri ranjang. Kemudian memunguti celana dan baju Meylan yang bertebaran di lantai. Diberikannya kepada perempuan itu.

“mandi gih sana! Biar aku antar pulang. Kalau malam daerah sini rawan, bisa diperkosa lagi nanti kamu.” Kata Gondrong kepada perempuan itu.

Meylan sempat kaget, dipikirnya lelaki itu hendak menggaulinya lagi. Ternyata si Gondrong baik juga. Meylan segera memaksakan diri untuk bangkit, ia berharap si Gondrong tidak berubah pikiran. Diluar dugaannya si Gondrong membantunya turun dan memapahnya ke kamar mandi karena awalnya Meylan agak sulit jalan akibat rasa perih di vaginanya yang muncul kembali.

Si Gondrong sudah 2 ronde dengan Inah pelacur kelas teri di rumah bordil di dekat situ. Maka dari itu walau melihat tubuh putih mulus Meylan, si Gondrong enggan menyentuhnya karena nafsunya sudah tersalurkan tadi.

Setelah membersihkan diri seadanya dan Meylan berpakaian. Si Gondrong mengantarkan Meylan sampai ke rumahnya. Ternyata baik juga si Gondrong, pikir Meylan dalam hati. Sepanjang perjalanan dirasakannya bagian selangkangannya masih sedikit perih akibat di hajar titit Joni tadi.

Bersambung ke bagian 2



Tuesday, October 30, 2018

Reaksi Indonesia Negatif jika Australia Pindahkan Kedubes di Israel

Reaksi Indonesia Negatif jika Australia Pindahkan Kedubes di Israel

Reaksi Indonesia Negatif jika Australia Pindahkan Kedubes di Israel


CANBERRA - Mantan Perdana Menteri (PM) Australia, Malcolm Turnbull, memperingatkan pemerintah akan reaksi negatif dari Indonesia jika Canberra mengikuti langkah Washington dengan memindahkan kedutaan besar (kedubes)-nya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Turnbull menyampaikan hal itu kepada wartawan setelah bertemu Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) di Bali hari Senin kemarin. Keduanya kesepakatan perdagangan bebas bilateral.

"Presiden menyatakan kepada saya...kekhawatiran yang sangat serius yang terjadi di Indonesia tentang prospek Kedutaan Besar Australia di Israel dipindahkan dari Tel Aviv ke Yerusalem," kata Turnbull kepada Australian Broadcasting Corp (ABC) dalam sebuah wawancara yang ditayangkan pada hari Selasa (30/10/2018).

"Tidak ada pertanyaan bahwa langkah itu terjadi, itu akan disambut dengan reaksi yang sangat negatif di Indonesia," lanjut Turnbull.

"Ini adalah negara mayoritas Muslim terbesar di dunia, jadi kita harus sangat jernih tentang hal itu dan kita harus mempertimbangkan kepentingan nasional Australia dan kepentingan kita di wilayah ini ketika kita mempertimbangkan keputusan seperti itu," ujarnya.
.


Sementara itu, PM Australia Scott Morrison mengatakan pada hari Selasa bahwa belum ada keputusan yang dibuat soal rencana pemindahan keduataan di Israel.

Turnbull mengatakan dia yakin bahwa kesepakatan perdagangan bebas antara Australia dan Indonesia akan ditandatangani dalam beberapa minggu. Turnbull juga mengatakan Australia harus tetap dengan kebijakan yang sudah berumur lebih dari 40 tahun, yakni kedutaannya di Israel harus di Tel Aviv.

Morrison, sekutu lama Turnbull, melontarkan gagasan untuk memindahkan kedutaan tersebut sebelum pemilu sela di pemilih Sydney, wilayah dengan populasi Yahudi yang besar.

"Australia akan selalu membuat keputusan kami tentang kebijakan luar negeri kami berdasarkan kepentingan kami dan kami akan melakukannya sebagai negara yang berdaulat," kata Morrison kepada wartawan.

"Kami akan berkonsultasi, kami akan mendengarkan orang lain, tetapi pada akhir hari saya akan selalu mengutamakan kepentingan kami," ujarnya.


Pemerintah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan pada bulan Mei dan beberapa bulan kemudian memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke kota suci tersebut.

Keputusan Trump itu membuat marah dunia Muslim dan merupakan kemunduran bagi aspirasi Palestina untuk menjadi negara. Orang-orang Palestina melihat Yerusalem Timur, yang direbut oleh Israel dalam perang Timur Tengah 1967, sebagai ibu kota negara masa depan negara mereka. Namun, Israel mengklaim seluruh Yerusalem adalah wilayahnya.

Morrison mengatakan Australia tetap berkomitmen untuk mencari solusi dua negara dalam konflik Palestina dan Israel.

La Liga 2018/2019: Lopetegui Dipecat, Bagaimana Nasib Nominator Ballon d´Or ?

La Liga 2018/2019: Lopetegui Dipecat, Bagaimana Nasib Nominator Ballon d´Or ?

La Liga 2018/2019: Lopetegui Dipecat, Bagaimana Nasib Nominator Ballon d´Or ?


MADRID - Manajemen Real Madrid resmi memecat Julen Lopetegui sebagai juru taktik. Kepergiannya meninggalkan sejumlah pertanyaan besar mengingat di klub yang bermarkas di Ibu Kota Spanyol mempunyai sejumlah pemain besar dunia.

Masa depan Lopetegui memang sejak kekalahan atas Levante pada 20 Oktober lalu sudah menjadi sorotan. Bahkan media Spanyol memberitakan Antonio Conte akan jadi suksesor mantan pelatih Timnas Spanyol tersebut.
.


Sekarang Lopetegui telah mengemas barang dan akan meninggalkan Santiago Bernabeu. Ini merupakan risiko besar yang harus ditanggung Lopetegui meski tim yang diasuhnya diisi beberapa pemain top dunia.


Siapa sajakah mereka? Berikut uraiannya seperti dikutip Soccerway, Senin (30/10/2018) :

1. Thibaut Courtois (8 kali tampil)
2.Raphael Varane (12 kali tampil, gol : 0)
3.Sergio Ramos (13 kali tampil, gol : 3) 
4.Marcelo (10 kali tampil, gol : 3) 
5.Luka Modric (14 kali tampil, gol : 0) 
6.Isco (10 kali penampilan, gol : 2) 
7.Gareth Bale (12 kali tampil, gol : 4) 
8.Karim Benzema (14 kali tampil, gol : 6) 

Cerita Sex Terbaru Ngentot Lubang Taten Yang Liar Dan Montok


Cerita Sex Terbaru Ngentot Lubang Taten Yang Liar Dan Montok

Sebelum aku menulis isi dari cerita ini, aku akan memberikan gambaran sekilas tentang tanteku ini. Tingginya sekitar 167-an, lingkar dadanya sekitar 34-an, pinggulnya 32-an, aku menambahkan “an” karena aku kurang tahu pasti besar masing-masing bagian tubuhnya itu.

Kejadian itu terjadi di Denpasar Bali, tahun 1998, aku waktu itu kelas 3 SMU di salah satu SMU di Denpasar. Tapi sekarang aku kuliah di Jakarta di salah satu kampus yang tidak begitu terkenal di Jakarta. Aku memang sudah lama sekali sangat menginginkan tubuh tanteku itu, tapi butuh penantian yang lama, kira-kira sejak aku SMP. Mulailah kuceritakan isinya. Waktu itu sekitar jam 12.30 WITA, matahari benar-benar panasnya minta ampun, terus motorku endut-endutan. Wahhh! benar-benar reseh dah.

cerita hot menikmati tante liar suka ngentot

Tapi akhirnya aku sampai di kost-kostan, langsung saja aku ganti baju, terus sambil minum air Aqua, wuahhh, segar tenan rek. Lalu tiba-tiba belum kurebahkan badan untuk istirahat handphone-ku bunyi, ternyata dari tanteku, lalu kujawab,
“Halo Tan, ada apa?”
“Kamu cepet dateng ya!” ucap tanteku.
“Sekarang?” tanyaku lagi.
“La iya-ya, masa besok, cepet yah!” ujar tanteku.
Lalu aku bergegas datang ke rumah tanteku itu.

Sesampainya di sana, kulihat rumahnya kok sepi, tidak seperti biasanya (biasanya ramai sekali), lalu kugedor pintu rumah tanteku. Tiba-tiba tanteku langsung teriak dari dalam. “Masuk aja Wa!” teriak tanteku. Oh ya, namaku Dewa. Lalu aku masuk langsung ke ruang TV. Terus aku tanya,
“Tante dimana sih?” tanyaku dengan nada agak keras.
“Lagi di kamar mandi, bentar ya Wa!” sahut tanteku.

Sambil menunggu tanteku mandi aku langsung menghidupkan VCD yang ada di bawah TV, dan menonton film yang ada di situ. Tidak lama kemudian tanteku selesai mandi lalu menghampiri aku di ruang TV. Oh my god! Tanteku memakai daster tipis tapi tidak transparan sih, tapi cetakan tubuhnya itu loh, wuiiihhh! Tapi perlu pembaca ketahui di keluargaku terutama tante-tanteku kalau lagi di rumah pakaiannya seksi-seksi.

Aku lanjutkan, lalu dia menegurku.
“Sorry ya Wa, Tante lama.”
“Oh, nggak papa Tante!” ujarku rada menahan birahi yang mulai naik.
“Oom kemana Tante?” tanyaku.
“Loh Oom kamu kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali),” jawab tanteku.
“Memangnya kamu nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?” tanya tanteku lagi.
“Wah nggak tau Tante, Dewa sibuk sih,” jawabku.
“Eh Wa, kamu nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo sendiri, ya Wa?” tanya tanteku sedikit merayu.

Wow, mimpi apa aku semalam kok tanteku mengajak tidur di rumahnya, tidak biasanya, pikirku.
“Tante kok nggak ikut?” tanyaku memancing.
“Males Wa,” jawab tanteku enteng.
“Ooo, ya udah, terus Dewa tidur dimana Tan?” tanyaku lagi.
“Mmm… di kamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh!” ujar tanteku.

Oh god! what a miracle it this. Gila aku tidak menyangka aku bisa tidur sekamar, satu tempat tidur lagi, pikirku.

“Oke deh!” sahutku dengan girang.
Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.
“Waaa…! Dewaaa…! udah mandi belum?” teriak tanteku memanggil.
“Bentar Tan!” jawabku.

Memang saat itu aku sedang membersihkan motor, melap motor adalah kebiasaanku, karena aku berprinsip kalau motor bersih terawat harga jualnya pasti tinggi. Pada saat itu pikiran kotorku dalam sekejap hilang. Setelah melap motor, aku bergegas mandi. Di kamar mandi tiba-tiba pikiran kotorku muncul lagi, aku berpikir dan mengkhayalkan kemaluan tanteku, “Gimana rasanya ya?” khayalku.
Terus aku berusaha menghilangkan lagi pikiran itu, tapi kok tidak bisa-bisa. Akhirnya aku mengambil keputusan dari pada nafsuku kupendam terus entar aku macam-macam, wah pokoknya bisa gawat. Akhirnya aku onani di kamar mandi. Pas waktu di puncak-puncaknya aku onani, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang mengetuk. Kontan saja aku kaget, ternyata yang masuk itu adalah tanteku. Mana pas bugil, sedang tegang lagi kemaluanku, wah gawat!

“Sibuk ya Wa?” tanya tanteku sambil senyum manja.
“Eh… mmm… so… so… sorry Tan, lupa ngunci,” jawabku gugup.
Tapi sebenarnya aku bangga, bisa menunjukkan batang kemaluanku pada tanteku. Panjang batang kemaluanku pas keadaan puncak bisa mencapai 15 cm, pokoknya “international size” deh.
“Oh nggak papa, cepetan deh mandinya, terus langsung ke kamar ya, ada yang pengen Tante omongin.”

“Oh my god, marah deh Tante, wah gawat nih,” pikirku.
Lalu aku cepat-cepat mandi, terus berpakaian di dalam kamar mandi juga, tidak sempat deh melanjutkan onani, padahal sudah di puncak.
Setibanya di kamar tanteku, aku melihat tante memakai celana pendek, sangat pendek, ketat, pokoknya seksi sekali, terus aku bertanya,
“Ada apa Tan, kayaknya gawat banget sih?” tanyaku takut-takut sambil duduk di atas tempat tidur.
“Enggak, Tante pengen cerita, tentang Oom-mu itu lho,” ujar tanteku.

Dalam hatiku sebenarnya aku sudah tahu oom itu orangnya agak lemah, jadi aku berharap tante menawarkan kemaluannya padaku. Dengan seksama aku medengarkan cerita tanteku itu.
“Sebenernya Tante nggak begitu bahagia sama Oom-mu itu, tapi dibilang nggak bahagia nggak juga, sebabnya Oom-mu itu orangnya setia, tanggung jawab, dan pengertian, yang bikin Tante ngomong bahwa Tante nggak bahagia itu adalah masalah urusan ranjang,” ujar tanteku panjang lebar.
“Maksud Tante?” tanyaku lagi.

“Ya ampun, masih nggak ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak begituan suka cepet nge-down, nah ngertikan?” tanya tanteku meyakinkan aku.
“Ooo…” ucapku pura-pura tidak mengerti.
“Mmm… Wa, mau nggak nolongin Tante?” tanya tanteku dengan nada memelas.
“Bantu apa Tan?” tanyaku lagi.
“Kan hari ini sepi, terus Oom-mu kan nggak ada, juga sekarang Tante lagi terangsang nih, mau nggak kamu main sama Tante?” tanya tanteku sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku.

Gila! Ternyata benar juga yang aku khayalkan, Tanteku minta! Cihui! ups tapi jangan sampai aku terlihat nafsu juga, pikirku dalam-dalam.
“Tapi Dewa takut Tante, nanti ada yang ngeliat gimana?” ucapku polos.
“Loh…! kan kamu ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa? kan nggak ada siapa-siapa,” jawab tanteku meyakinkan.

“Ya udah deh,” ujar tanteku sambil memulai dengan menempelkan tangannya ke kemaluanku yang sebenarnya sudah menegang dari tadi.

“Wow… gede juga ya! Buka dong celanamu Wa!” ujar tanteku mesra.
Lalu kubuka celanaku dengan cepat-cepat, dengan cepat pula tanteku memegang kemaluanku yang sudah over size itu. Sambil mengocok batang kemaluanku dengan tangan kirinya, tangan kanan tanteku memegang payudaranya dan mengeluarkan bunyi-bunyi yang merangsang. “Emf… ehm… mmm… gede banget kemaluanmu Wa!” ujar tanteku.

Aku tidak terlalu mendengarkan omongan tanteku, soalnya aku sudah “over” sekali. Lalu tanteku mulai menempelkan kemaluanku ke mulutnya, dan dengan seketika sudah dilumatnya batang kemaluanku itu.

“Oh God! Eh… eh… ehm… e… nak… Tante… terus Tan…!” ujarku merasakan nikmatnya kuluman tanteku itu. Tanteku lalu merebahkan tubuhku di atas ranjangnya, lalu dengan ganas ia menyedot batang kemaluanku itu, lalu ia memutar tubuhnya dan meletakkan liang kemaluannya di atas mukaku tanpa melepaskan kemaluanku dari mulutnya. Dengan sigap aku langsung menjilat liang kemaluan tanteku. Merasakan itu tanteku mengerang keenakan. “Aaah… Wa… enak… terus Wa… terus jilat…!” erang tanteku keras-keras. Mendengar itu, nafsuku makin bertambah, dengan nafsu yang menggebu jilatan ke kemaluannya kutingkatkan lagi, dan akibatnya tanteku mengalami orgasme yang dahsyat, sampai-sampai mukaku kena semprotan cairan kewanitaannya. “Oh Dewa… Tante sayang kamu… uh… ka.. ka… mu ponakan Tante paling… heee… bat… aaah,” puji tanteku sambil mengerang merasakan nikmat.

Aku merasa bangga karena aku masih bertahan, lalu aku membalikkan tubuh tanteku sehingga ia terlentang. Kuangkat kedua kakinya sehingga terpampanglah liang kemaluannya berwarna pink merekah. Sebelum aku mulai menu utamanya, pertama aku melucuti pakaiannya terlebih dahulu, setelah terbuka, aku mulai memainkan mulutku di puting payudaranya, dan kemaluanku yang telah “over” tadi kuletakkan di atas perutnya sambil menggesek-gesekkannya. Perlahan aku menciumi tubuh tanteku dengan arah menurun, mulai dari puting terus ke perut lalu ke paha sampai akhirnya tiba di bibir kemaluannya. Dengan penuh nafsu aku menjilat, menyedot, sampai menggigit saking gemasnya, dan rupanya tanteku akan mengalami orgasmenya lagi. “Ooohh… Waaa… Tante mau keee… luuu.. aar! Aaah…!” erang tanteku lagi sambil menjambak rambut kepalaku sehingga wajahku terbenam di kemaluannya. “Wa, udah ah, Tante nggak kuat lagi, Oom-mu mana bisa kayak gini, udah deh Wa, lansung aja tante pengen langsung ngerasain itu-mu.”

Tubuhnya kutopang dengan tangan kiri, sementara tangan kiri membimbing batang kemaluanku mencari sarangnya. Melihatku kesulitan mencari liang kemaluan tanteku, akhirnya tanteku yang membimbing untuk memasukkan batang kemaluaku ke liang kemaluannya. Setelah menempel di lubangnya, perlahan kudorong masuk batang kemaluanku, dorongan itu diiringi dengan desahan tanteku. “Egghmm… terus Waa… pelan tapi terus Wa… egghhmm…!” desahan tanteku begitu merangsang. Aku sebenarnya tidak senang dengan permainan yang perlahan. Akhirnya dengan tiba-tiba dorongan batang kemaluanku, kukeraskan sehingga tanteku teriak kesakitan. “Aaahh… Waaa.. saaakitt… pelan-pelan… aargghhh…” teriak tanteku menahan sakitnya itu. Dan tidak percuma, batang kemaluanku langsung terbenam di dalam liang kehormatannya itu. Setelah itu batang kemaluanku, aku maju-mundurkan perlahan, untuk mencari kenikmatan.


Dengan gerakan perlahan itu akhirnya tanteku menikmati kembali permainan itu. “Ah… uh… terus Wa… enak sekali… itu-mu gede sekali… eggghh… lebih enak dari Oom-mu itu… terus Waaa…” erang tanteku keenakan. Lalu lama-lama aku mulai mempercepat gerakan maju-mundur, dan itu mendapat reaksi yang dahsyat dari tanteku, ia juga mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang kemaluanku mulai berdenyut,

“Tan… saya mauuu… kelu… arrr… nih…!”
“Di dalam aja Waaa… Tante… juugaa… mauuu keeluaaarr… aaarrgghh…!”
Akhirnya kami keluar bersama-sama, kira-kira enam kali semprotan aku mengeluarkan sperma. Aaahh… begitu nikmatnya.

Setelah itu kucabut batang kemaluanku dari liang kemaluan tanteku, terus kuberikan ke mulut tanteku untuk dibersihkan. Dengan ganas tanteku menjilati spermaku yang masih ada di kepala kemaluanku hingga bersih. Setelah itu tanteku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan aku tetap berada di kamar, tiduran melepas lelah. Setelah tanteku selesai membersihkan diri, ia kembali ke kamar dan segera mencium bibirku, lalu ia bilang bahwa selama oom-ku di Singaraja, aku diharuskan tinggal di rumah tanteku dan aku jelas mengiyakan. Lalu tante juga bertanya apakah keadaan kostku bebas, maka kujawab iya. Lalu tante bilang bahwa kalau misalnya oom-ku ada di rumah, terus tanteku ingin main denganku, tanteku akan mencariku ke kost, aku hanya manggut-manggut senang saja.

TAMAT



Cara Pasang Apk | Cara Betting | Cara Bermain | Panduan Bermain Casino

Popular Posts