Tuesday, December 25, 2018

Cerita Sex Terbaru Enaknya Jadi Pelampiasan Nafsu Tante Ira


Cerita Sex Terbaru Enaknya Jadi Pelampiasan Nafsu Tante Ira

Cerita ini berawal pada bulan desember tahun 2015 dan kejadian itu terjadi di rumah istri om-ku. Om-ku itu bekerja pada bidang marketing, jadi kadang bisa meninggalkan rumah sampai satu minggu lamanya, dan untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka berdua bersama tiga anaknya yang masih
kecil, mendirikan sebuah warung di depan rumah.

Tanteku itu orangnya lumayan menarik dengan postur tubuh setinggi 170 cm dengan ukuran dada 34B, berumur kira-kira 29 tahun. Sebenarnya dulu aku suka sekali melihat tubuh mulus tanteku, secara tidak sengaja ketika dia
sedang mandi karena memang di tempat kami kamar mandi pada saat itu atasnya tidak tertutup genteng dan tanpa berpintu, jadi kalau ada yang mandi di situ hanya dengan melampirkan handuk di tembok yang menjadikan tanda bahwa kamar mandi sedang dipakai. Tidak sampai di situ saja, kadang tanteku ini suka memakai baju tidur yang model terusan tipis tanpa memakai BH dan itu sering sekali kulihat ketika di pagi hari. Apalagi aku sering sekali bangun pagi sudah dipastikan tanteku sedang menyapu halaman depan dan itu otomatis ketika dia menunduk menampakkan
buah dadanya yang lumayan besar dan montok.

Hal ini dilakukan sebelum dia menyiapkan
keperluan sekolah anaknya, kalau om-ku biasanya
tidak ada di rumah karena sering bertugas di luar
kota selama empat hari. Pernah aku melamunkan
bagaimana rasanya jika aku melakukan
persetubuhan dengan tanteku itu, namun
akhirnya paling-paling kutumpahkan di kamar
mandi sambil ber-onani. Rupanya anga-anganku
itu dapat terkabul ketika aku sedang menumpang
nonton TV di rumah tanteku pada siang hari
dimana ketiga anaknya sedang sekolah dan om-
ku sedang bertugas keluar kota pada pagi
harinya.

Kejadian itu terjadi ketika aku sedang menonton
TV sendirian yang bersebelahan dengan warung
tanteku. Ketika itu aku ingin mengambil rokok,
aku langsung menuju ke sebelah. Rupanya
tanteku sedang menulis sesuatu, mungkin
menulis barang belanjaan yang akan dibelanjakan
nanti. “Tante, Diko mau ambil rokok, nanti Diko
bayar belakangan ya!” sapaku kepada tanteku.
“Ambil saja, Ko!” balas tanteku tanpa menoleh ke
arahku yang tepat di belakangnya sambil
meneruskan menulis dengan posisi membungkuk.
Karena toples rokok ketengan yang akan kuambil
ada di sebelah tanteku tanpa sengaja aku
menyentuh buah dadanya yang kebetulan tanpa
memakai BH. “Aduh! hati-hati dong kalau mau
mengambil rokok. Kena tanganmu, dada tante
kan jadi nyeri!” seru tanteku sambil mengurut-
urut kecil di dadanya yang sebelah samping
kirinya. Namun karena tidak memakai BH,
nampak dengan jelas pentil susu tanteku yang
lumayan besar itu. “Maaf Tan, aku tidak sengaja.
Begini aja deh Tan, Diko ambilin minyak supaya
dada Tante tidak sakit bagaimana!” tawarku
kepada tanteku. “Ya sudah, sana kamu ambil
cepat!” ringis tanteku sambil masih mengurut
dadanya. Dengan segera kuambilkan minyak urut
yang ada di dalam, namun ketika aku masuk
kembali di dalam warung secara perlahan, aku
melihat tante sedang mengurut dadanya tapi
melepaskan baju terusannya yang bagian atasnya
saja. “Ini Tante, minyak urutnya!” sengaja aku
berkata agak keras sambil berpura-pura tidak
melihat apa yang tanteku lakukan. Mendengar
suaraku, tanteku agak terkejut dan segera
merapikan bagian atas bajunya yang masih
menggelantung di bagian pinggangnya. Tampak
gugup tanteku menerima minyak urut itu tapi
tidak menyuruhku untuk lekas keluar. Tanpa
membuang kesempatan aku langsung
menawarkan jasaku untuk mengurut dadanya
yang sakit, namun tanteku agak takut. Pelan-
pelan dengan sedikit memaksa aku berhasil
membujuknya dan akhirnya aku dapat ijinnya
untuk mengurut namun dilakukan dari belakang.
Sedikit demi sedikit kuoleskan minyak di samping
buah dadanya dari belakang namun secara
perlahan pula kumemainkan jariku dari belakang

Sempat kaget juga ketika tanteku mengetahui
aksi nakalku. “Diko! kamu jangan nakal ya!” seru
tanteku namun tidak menepis tanganku dari
badannya yang sebagian ditutupi baju. Mendapati
kesempatan itu aku tidak menyia-nyiakan dan
secara aktif aku mulai menggunakan kedua
tanganku untuk mengurut-urut secara perlahan
kedua bukit kembar yang masih ditutupi dari
depan oleh selembar baju itu. “Ohh.. oohh..” seru
tanteku ketika tanganku sudah mulai memegang
susunya dari belakang sambil memilin-milin ujung
susunya. “Jangan.. Diko.. jang..” tante masih
merintih namun tidak kuacuhkan malah dengan
sigap kubalikkan tubuh tanteku hingga
berhadapan langsung dengan diriku. Kemudian
dengan leluasa kumulai menciumi susu yang di
sebelah kiri sambil masih mengurut-urut susu di
sebelahnya. Kemudian aku mulai mencucupi
kedua puting susunya secara bergantian dan
tanteku mulai terangsang dengan mengerasnya
kedua susunya. Tidak sampai di situ, rupanya
tangan tanteku mulai menjelajahi ke bawah
perutku berusaha untuk memegang kemaluanku
yang sudah dari tadi mengencang. Ketika dia
mendapatkannya secara perlahan, dikocok-kocok
batang kemaluanku secar perlahan dan tiba-tiba
tanteku mengambil sikap jongkok namun sambil
memegang kemaluanku yang lamayan panjang.
Untuk diketahui, batang kemaluanku panjangnya
kurang lebih 20 cm dengan diameter 3,5 cm.
Tanteku rupanya sedikit terkejut dengan ukuran
kemaluanku apalagi sedikit bengkok, namun
dengan sigap tapi perlahan tanteku mulai
mengulum kemaluanku secara perlahan dan
semakin lama semakin cepat. “Ah.. ah.. ah..
yak.. begitu.. terus.. terus..” erangku sambil
memegangi kepala tanteku yang maju mundur
mengulum batang kemaluanku. Kemudian karena
aku sudah tidak tahan, tubuh tante kuangkat agar
duduk di pinggir meja dimana tadi dia menulis,
dan dengan sedikit gerakan paha tanteku
kupaksa agar meregang. Rupanya tanteku masih
mengenakan CD dan dengan perlahan kubuka
CD-nya ke samping dan terlihatlah gundukan
kemaluannya yang sudah basah. Secara perlahan
kuciumi kemaluan tanteku dan kumain-mainkan
klirotisnya. “Ah.. ahh.. Diko, Tante mau
keluuaarr..” Beberapa saat kemudian rupanya
tanteku akan mengalami orgasme, dia langsung
memegangi kepalaku agar tetap di belahan
kemaluannya dan kemudian mengeluarkan cairan
surganya di mulutku, “Crett.. crett.. cret..”
mulutku sampai basah terkena cairan surga
tanteku.

Kemudian tanteku agak lemas namun masih
kujilati kemaluannya yang akhirnya
membangkitkan nafsu untuk bersetubuh
denganku. Kuangkat tubuh tante ke bawah
warung, dan dengan sedikit agak keras aku dapat
merubah posisinya menelentang di depanku,
kubukakan semakin lebar kedua kakinya dan
mulai kuarahkan ujung kemaluanku ke mulut
lubang kemaluannya. Agak susah memang
karena memang aku agak kurang berpengalaman
dibidang ini namun rupanya tanteku dapat
memahaminya. Dengan sabarnya dituntunnya
ujung kemaluanku tepat di lubang kemaluannya.
“Pelan-pelan ya, Diko!” lirih tanteku sambil
menggenggam kemaluanku. Ketika baru masuk
kepala kemaluanku tanteku mulai agak meringis
tetapi aku sudah tidak kuat lagi dengan agak
sedikit paksa akhirnya kemaluanku dapat masuk
seluruhnya. “Diko.. akh..” jerit kecil tanteku
ketika kumasukkan seluruh batang kemaluanku di
dalam lubang kemaluannya yang lumayan basah
namun agak sempit itu sambil merapatkan kedua
kakinya ke pinggangku. Perlahan aku melakukan
gerakan maju mundur sambil meremas-remas
dua susunya. Hampir tiga puluh menit kemudian
gerakanku makin lama main cepat. Rupanya aku
hampir mencapai puncak. “Tan.. aku.. aku
mauu.. keluar..” bisikku sambil mempercepat
gerakanku. “Dikeluarkan di dalam saja, Dik!”
balas tanteku sambil menggeleng-gelengkan kecil
kepalanya dan menggoyangkan pantatnya secara
http://bbpanas.blogspot.com
Tan.. aku.. keluarr..” pekikku sambil
menancapkan kemaluanku secara mendalam
sambil masih memegangi susunya. Rupanya
tanteku juga mengalami hal yang sama
denganku, dia memajukan pantatnya agar
kemaluanku dapat masuk seluruhnya sambil
menyemburkan air surganya untuk ketiga kalinya.
“Cret.. cret.. cret..” hampir lima kali aku
memuntahkan air surga ke dalam lubang
kemaluan tanteku dan itu juga di campur dengan
air surga tanteku yang hampir berbarengan
keluar bersamaku. “Cret.. cret.. cret.. ahh..”
tanteku melengkungkan badannya ketika
mengeluarkan air surga yang dari lubang
kemaluannya. Akhirnya kami tergeletak di bawah
dan tanteku secara perlahan bangun untuk
berdiri sambil mencoba melihat kemaluannya
yang masih dibanjiri oleh air surga. “Diko! kamu
nakal sekali, berani sekali kami berbuat ini
kepada Tante, tapi Tante senang kok, Tante puas
atas kenakalan kamu,” bisik tanteku perlahan.
Aku hanya bisa terseyum, sambil menaikkan
kembali celanaku yang tadi dipelorotkan oleh
tanteku. Tanteku akhirnya berjalan keluar, namun
sebelum itu dia masih menyempatkan dirinya
untuk memegang kemaluanku yang lumayan
besar ini. Inilah pengalamanku yang pertama, dan
sejak itu kami kadang mencuri waktu untuk
mengulangi hal tersebut, apalagi jika aku atau
tanteku ingin mencoba posisi baru dan pasti
ketika Om-ku dan anak-anak tanteku berangkat
sekolah. Sekarang hal itu sudah tidak kulakukan
lagi karena tanteku sekarang ikut Om-ku yang
mendapat tugas di daerah.



No comments:

Post a Comment

Cara Pasang Apk | Cara Betting | Cara Bermain | Panduan Bermain Casino

Popular Posts