Saturday, June 2, 2018

Menutupi kekurangannya dengan sok tau itulah Studi Michael Hall dan Kaitlin Raimi

Menutupi kekurangannya dengan sok tau itulah Studi Michael Hall dan Kaitlin Raimi

Menutupi kekurangannya dengan sok tau itulah Studi Michael Hall dan Kaitlin Raimi

Dalam setiap lingkaran pertemanan, selalu ada satu orang yang sok tahu dan merasa opininya paling benar. Ketika mendengarkan omongannya, Anda mungkin merasa sebal dan curiga jika dia sebenarnya tidak tahu apa-apa. Anda benar. Sebuah studi baru mengonfirmasikan bahwa orang yang sok tahu justru lebih tidak tahu daripada orang-orang di sekitarnya.

Studi yang dimuat dalam Journal of Experimental Social Psychology  ini dilaksanakan oleh Michael Hall dan Kaitlin Raimi dari University of Michigan yang ingin tahu apakah individu dengan “superioritas kepercayaan” tingkat tinggi benar-benar memahami isu yang dibicarakannya. Mereka memilih 2.573 orang Amerika Serikat sebagai partisipan melalui survei online tentang lima topik kontroversial: ketidaksetaraan pendapatan, ukuran pemerintahan federal, terorisme, ekonomi dan pekerjaan, dan pengendalian kepemilikan senjata api.




Para partisipan kemudian dibagi menjadi enam kelompok studi dan diminta untuk menjelaskan seberapa benar dan faktual opini mereka, sebelum diuji menggunakan pertanyaan dengan pilihan ganda. Rupanya, mereka yang memiliki superioritas kepercayaan tinggi tidak memiliki cukup bukti untuk mendukung klaim mereka.

Sebaliknya, partisipan yang paling rendah hati soal opininya justru lebih sering ditemukan meremehkan pengetahuan mereka sendiri mengenai isu tersebut. Studi ini bukan satu-satunya yang menemukan demikian. Ia hanya satu dari sekian banyak studi yang menguatkan teori efek Dunning-Kruger.




Pertama kali diperkenalkan pada 1999, teori ini menyatakan bahwa individu dengan kemampuan kognitif rendah percaya bahwa mereka memiliki kompetensi dan pengetahuan lebih karena mereka tidak memiliki tingkat kesadaran diri yang dibutuhkan untuk mengerti bahwa ada hal-hal yang di luar kemampuan mereka.

Sebaliknya, para individu dengan kemampuan kognitif tinggi lebih sering meremehkan kemampuan mereka karena mampu menyadari keterbatasan otak mereka sendiri. Studi kali ini juga turut mendukung bias konfirmasi di mana para partisipan dengan pengetahuan politik yang rendah mengabaikan sumber-sumber informasi yang berlawanan dengan opini mereka, sehingga mereka gagal memperluas pengetahuan dan kesadaran mereka.







No comments:

Post a Comment

Cara Pasang Apk | Cara Betting | Cara Bermain | Panduan Bermain Casino

Popular Posts